M .
HELMY PRASETYA
(PIMPINAN KOMUNITAS)
(PIMPINAN KOMUNITAS)
Tercantum
dengan nama M. Helmi saja di beberapa keterangan data hidupnya. Kesalahan yang olehnya
dapat dimaklumi karena masa lalu memang bersifat serba salah. Mencatat nama, untuk
akte, dengan seabrek kekeliruan yang akhirnya memutuskan bahwa nama laki-laki di
atas adalah lahir di Bangkalan pada 28 November 1977. Dan 27 tahun kemudian
mendirikan Komunitas Masyarakat Lumpur yang terus aktif hingga sekarang. Karyanya
lumayan banyak. Hampir seluruhnya berupa buku puisi. Terkumpul secara tunggal
dan bersama, antara lain Nyanyian Tanah
Kering (1999), Laki-Laki Senja (2001),
Antologi Cinta (2003), Penyair Mutakhir Jawa Timur (Festival
Seni Surabaya 2004), Sajak Tuhan (2005),
Kepada Mereka yang Katanya Dekat dengan
Tuhan (2006), Nemor Kara (2007), Ollessia (2007), Sepasang Mata Ayu (2008), Dzikir
Pengantin Taman Sare (2010), Komunitas 2 Kota (2011), Palsu Maduara (2013), Aku Menulis dengan Tangan Kanan dan Tangan
Kiri (2014), Tamasya Celurit Minor
(2015), Mendapat Pelajaran dari Buku (2016),
Permohonan Minoritas (2016), Mata yang Baik (2016), Ketika Tubuhmu Menjadi Mawar (2016).
Aktivitas pertunjukan sastranya juga tak kalah lumayan. Terbukti beberapa kali sukses
mengaransemen musikalisasi puisi dengan meraih juara 1 Festival Musikalisasi
Puisi Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (edisi 2009, 2010, 2011, dan 2012), 5
Penyaji Terbaik Festival Musikalisasi Puisi Nasional (Solo, 2013). Di kategori
lomba puisi, pernah menjadi 6 Terbaik Puisi Nusantara Universitas Udayana Bali
(2013). Di teater pun lumayan, meraih Sutradara Terbaik Fragmen Budi Pekerti
Jawa Timur (2007 dan 2012), 10 Terbaik Naskah Drama Federasi Teater Indonesia
di TIM (FTI 2013). Selain itu, bersama komunitasnya beberapa kali diundang
menjadi Penyaji Tamu Pertunjukan Teater dan Sastra. Contohnya adalah diundang
menjadi penyaji Kongres Bahasa Madura Internasional (2008), Festival Seni
Surabaya (FSS 2010), Orkestra Madura di Taman Budaya Yogyakarta bersama Hamdy
Salad (2010), Malam Chairil Anwar Teater Gapus Universitas Airlangga Surabaya
(2010), Jambore Sastra Nasional di Taman Budaya Bandung (2012). Hingga baru-baru
ini menggagas agenda tahunan berupa Festival Puisi Bangkalan, kegiatan sastra yang
menjadi titik tolak kebangkitan kesastraan Bangkalan. Catatan terakhirnya
adalah tentang penyelenggaraan Workshop Sastra dan Teater Nasional 2016 dengan
menghadirkan Afrizal Malna dan Dindon WS.
ROZ ZAKY
(PENASIHAT 1)
(PENASIHAT 1)
Lahir
di Bangkalan, 22 Desember 1983 (tanggal dan tahun tersebut berdasarkan tanggal
dan tahun yang tertera pada rapor dan ijazah. Berdasarkan cerita orang tua dan
penuturan tetangga, diyakini lahir pada 19 Ramadhan 1982,
bertepatan dengan 10 Juli 1982). Bergelut
di kesenian tercatat sejak menjadi Anggota
Komunitas Masyarakat Lumpur
Bangkalan (2004 s.d. 2007). Pembina Komunitas Masyarakat Lumpur Bangkalan (2012 s.d sekarang). Menulis
puisi, esai, prosa, dan drama. Beberapa karyanya terkumpul dalam antologi bersama
dan dimuat di media massa. Naskah drama monolog Negeri Tanpa Hari terkumpul dalam antologi naskah drama monolog
budaya anti korupsi Spink Triple X, diterbitkan
penerbit Sinergi Yogyakarta (2004). Puisi berbahasa Madura Ngerrap Aba’ terkumpul dalam antologi puisi berbahasa Madura Nemor Kara, Balai Bahasa Provinsi Jawa
Timur (2006). Puisi Aku Ingin Menjadi Tua
terpilih sebagai pemenang karya terpuji sayembara “puisi cinta” Tabloid Nyata
(2008). Puisi Fakta menjadi karya
terpilih dalam lomba cipta puisi Proyek Seni Indonesia Berkabung: Di Bawah
Payung Hitam (2015). Antologi puisi tunggalnya
yakni Tiga Cuaca tanpa Musim (2016). Selain aktif dalam kegiatan kesusastraan
juga aktif dalam dunia pendidikan dan pernah menjadi guru di beberapa lembaga
pendidikan. Guru Kaligrafi M.I. Al-Raudlah Burneh, Bangkalan (2002 s.d. 2010).
Guru Bahasa Indonesia MTs. Al-Ibrohimy Galis, Bangkalan (2005 s.d. 2011). Guru
Bahasa Indonesia SMA dan SMK Al-Hikam Burneh, Bangkalan (2007 s.d 2011). Dosen
Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Bangkalan (2011 s.d. sekarang).
ANWAR SADAT
(PENASIHAT 2)
(PENASIHAT 2)
Lahir di
Bangkalan, 18 juli 1982. Alamat, Jl. KH. Achmad Marzuki no. 32 Pangeranan,
Bangkalan, Madura. Saat ini masih aktif dalam menulis naskah drama, cerpen,
artikel seni dan budaya lokal Madura,
dan aktif berkesenian di Bangkalan. Pernah bekerja seba-gai pengisi karikatur
di koran lokal Kabar Madura selama satu tahun. Karya puisinya pernah
dimuat dalam Antologi puisi Sastrawan Muda Mutakhir Jawa Ti-mur Pasar Yang Terjadi
Pada Malam Hari 2008.
Antologi bersama Nobel Buat Adinda
2007. Antologi puisi “Malsasa”
Surabaya 2007. Antologi puisi dua kota 2009. Antologi puisi Hujan Sayang. Antologi puisi Madura “Kampong Careta”. Antologi puisi tunggal Aku dan Tuhan 2014. Antologi puisi
tunggalnya yakni Tanah Garam (2016). Antologi cerpen Anak Kertas 2015. Pernah menggelar
Pameran duet Seni rupa dan ins-talasi bersama Yudi teman baikku Detak Pertama 2007. Menjabat sebagai
Ketua umum di Komunitas Ma-syarakat Lumpur tahun 2007. Pembina teater
Asmara-daya di SMP Arosbaya. karya yang lain diantaranya Film Puisi Manusia
tahun 2007, Film Edukasi Derita Pak Tani tahun 2007. Film Edukasi Menari
di Atas Pela-ngi 2008. Dan film yang dapat penghargaan nominasi 10 terbaik Duniaku dalam Lipatan Buku Pesta Buku
Bandung 2014. Aktivitas lainnya adalah mengajar seni budaya di
SMP, SMA, dan mengajar lukis di TK.
MUZAMMIL FRASDIA
(PENASIHAT 3)
(PENASIHAT 3)
Lahir
di Bangkalan, pada 6 Februari 1988. Menjadi Guru (Honorer) di Sekolah Dasar
Negeri Ra’as Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan. Sekarang aktif mengelola
Komunitas Masyarakat Lumpur Bangkalan
sebagai Badan Dewan Penasehat. Menjabat
Ketua umum (periode 2008-2013). Aktivitas lainnya sejak
meletakkan jabatan Ketua Umum adalah menjadi Pembina Sanggar Layang-Layang,
kemudian mendirikan kelompok seni wilayah utara Arosbaya bernama Komunitas Kopi
Lembah. Hal yang paling mengesankan baginya adalah pentas di dua tempat dalam
waktu yang berurutan (Mataram dan Bandung) tepatnya pada tahun 2012. Di Mataram
mewakili Jawa Timur pada Parade Teater FLS2N dan esok harinya harus terbang ke
Bandung untuk pentas Jambore Sastra se-Jawa Bali bersama Komunitas Masyarakat Lumpur
dengan raihan 3 Penyaji Terbaik. Tahun 2013 naskah dramanya berjudul Pilkada masuk 10 Besar naskah terbaik
versi Federasi Teater Indonesia di Taman Ismail Marzuki. Tahun 2015 ini karya
cerpennya dibukukan bersama penulis muda Indonesia dalam buku Interogasi yang diterbitkan oleh Oase
Pustaka Surakarta. Pada tahun 2016 menerbitkan
buku kumpulan puisi tunggal Jiwa Hilang
Jiwa (2016).
SETYA HADI
(PANASIHAT 4)
(PANASIHAT 4)
Lahir di pelosok Desa Ngawi 31 Agustus 1989. Sekarang tinggal di Perum Graha Mentari Mlajah, Bangkalan. Bergiat
dalam bidang seni khususnya seni musik. Pada akhir tahun 2014 menjabat ketua umum Komunitas Masyarakat
Lumpur Bangkalan periode 2014-2016. Selain itu juga sebagai pendiri grup Keroncong “Paddhang Tresna”. Kumpulan puisinya: Antologi Bersama Bunga Buat Emellie (2012) dan kumpulan antologi tunggalnya Kepada Embun (2016). Karya yang lain di
antaranya Instrumental “Dercak Pelangi” (2014). “Lop
Keroncong” (2015).
BUYUNG PAMBUDI
(PANASIHAT 5)
(PANASIHAT 5)
Lahir
di Pati-Jawa Tengah, 28 Maret 1982. Lulus S1 dari Prodi Ilmu Komunikasi IAIN
Sunan Ampel Surabaya (sekarang UNISA) tahun 2004. Lulus S2 Program Magister
Ilmu Komunikasi UNITOMO Surabaya tahun 2010. Pernah bekerja di PT. Jawa Pos
Media Televisi (JTV) dari tahun 2005-2014. Ketua Komunitas Wartawan Bangkalan
(KWB) tahun 2013-2015. Aktif sebagai pengurus PWI Kabupaten Bangkalan periode
2015-1018. Menjadi pengajar Jurnalistik dan Komunikasi Pendidikan di Prodi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. STKIP PGRI Bangkalan sejak tahun 2013
hingga sekarang. Menjadi pelaksana Bagian Humas dan STKIP Press di STKIP PGRI
Bangkalan pada tahun 2016. Novel yang
telah diterbitkan berjudul Cinta di Kaki
Bukit Baiyun (2016).
Tidak ada komentar :
Posting Komentar